Menurut BOLD & WYNNE dalam SHARMA (1992), salah satu manfaat
algae yang sangat penting adalah sebagai penghasil
utama bahan organik di dalam ekosistem perairan. Dalam ekosistem perairan, keberadaan
algae merupakan bagian
utama dari rantai makanan. Hal ini berkaitan dengan aktivitas
fotosintesis yang terjadi
pada algae. Sebab aktivitas fotosintesis merupakan sumber
oksigen terhadap lingkungan perairan di
sekitarnya, di mana akan memberikan keuntungan secara langsung terhadap
organisme lainnya yang hidup dalam air.
Proses fotosintesis dapat berlangsung
dalam ekosistem perairan karena adanya sinar matahari. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua energi berasal dari matahari dan hanya tumbuh-tumbuhan hijau yang dapat mengubah
energi tersebut menjadi makanan hewan. Itulah
sebabmya, kehidupan hewan dalam air sangat
tergantung pada algae yang merupakan sumber
utama energi dan makanan.
2. Makanan Manusia
Sejak ratusan tahun yang lalu, lebih dari 100 jenis algae (terutama
algae coklat dan al-gae merah) telah digunakan
sebagai bahan makanan di berbagai belahan dunia. Selain itu,
beberapa jenis dari algae hijau juga telah digunakan sebagai bahan makanan sebab
mengandung sejumlah mineral, vitamin, karbohidrat dan protein. Zat-zat makanan tersebut dapat ditemukan baik dalam dinding sel maupun dalam sitoplasma (SHARMA,
1992).
Beberapa algae
terpenting yang biasa digunakan untuk bahan makanan adalah sebagai berikut :
a. Algae coklat
(Phaeophyceae)
Algae coklat yang banyak digunakan sebagai bahan makanan adalah Alaria, Lami-naria, Sargassum, dan Durvillea.
·
Laminaria. Di Jepang makanan yang berasal dari Laminaria disebut "kombu". Laminaria memiliki kandungan Fe dan protein yang tinggi, serta vitamin A dan C. Selain
Jepang, Amerika Serikat
dan Korea juga menggunakan Laminaria sebagai sup dan acar (CHAPMAN & CHAPMAN,
1980).
·
Alaria. Di Jepang makanan yang berasal
Alaria disebut "sarumen". Alaria
memiliki kandungan vitamin
B6 dan K yang tinggi. Alaria juga digunakan sebagai bahan makanan di Amerika Serikat,
Inggris dan Islandia (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
·
Durvillea. Di Amerika
Selatan, Durvillea yang dipanen
dari alam diolah
dengan cara dikeringkan dan digarami, lalu dipasarkan
dengan nama "cachiyugo". (SHARMA, 1992).
·
Sargassum. Sargassum merupakan salah satu sumber yodium, vitamin C, protein dan
asam folat Sargassum digunakan sebagai bahan makanan di
Jepang dan Korea (TRONO et
al, 1998; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980). Menurut
PRESCOTT dalam SHARMA (1992), zat-zat makanan terpenting yang terdapat dalam algae coklat terdiri dari protein (meliputi
17 asam amino), lemak dan karbohidrat. Beberapa jenis mineral juga
terdapat pada algae coklat, misalnya karotena,
tiamin dan subflavin.
b. Algae merah (Rhodophyceae)
Algae merah
yang banyak digunakan sebagai bahan makanan adalah Porphyra, Palmaria, Chondrus, Gigartina dan Rhodymenia
·
Porphyra merupakan algae merah yang sangat penting sebagai
bahan makanan. Berbagai jenis makanan yang berasal dari Porphyra seperti "nori" di
Jepang, "laver" di Inggeris dan Amerika Serikat,
"sloke" di
Skotlandia, dan "luche" di bagian Selatan Chili. Porphyra memiliki kandungan
pro tein, vitamin A dan C yang sangat tinggi.
Di Jepang sendiri, lebih dari 29,5 juta kg
Porphyra digunakan setiap tahun. (SHARMA, 1992; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
·
Palmaria untuk bahan makanan.juga diperdagangkan dengan
berbagai merek, seperti "dulse" di Kanada, "sol" di Islandia telah digunakan
sebagan bahan makanan sejak abad ke
18, "dillisk" di Irlandia, "nibble"di Kanada yang merupakan bahan campuran bir, sedangkan di Rusia
difermentasi menjadi minuman
beralkohol (SHARMA, 1992; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)..
·
Chondrus crispus yang secara umum dikenal sebagai "Irish moss" digunakan dalam pembuatan es krim dan berbagai jenis makanan lainnya. Chondrus crispus
memiliki kandungan
vitamin A yang tinggi dan digunakan sebagai bahan
makanan di Amerika Serikat,
Islandia dan Perancis. Sedangkan di
Jepang, jenis yang digunakan adalah
Chondrus ocellatus (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
·
Gigartina papillata. Di Islandia, Gigartina
papillata digunakan untuk pembuatan
puding. Gigartina papillata memiliki kandungan vitamin C yang tinggi
(CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
·
Rhodymenia palmata. Algae jenis ini umumnya digunakan sebagai
bahan makanan oleh nelayan yang dikenal
dengan nama "dulse"
(SHARMA, 1992).
3. Algae
hijau (Chlorophyceae)
Algae hijau terpenting yang banyak digunakan untuk bahan makanan seperti Monostroma, Ulva,
Codium dan Chlorella.
·
Monostroma digunakan sebagai
bahan makanan yang
banyak ditemukan
di Jepang dengan nama "aonori"(SHARMA, 1992). Di
Taiwan Monostroma digunakan sebagai sup (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
·
Ulva. Seperti halnya dengan Durvillea, Ulva yang telah dikeringkan dan digarami diperdagangkan
dengan nama "cachiyugo". Selain itu Ulva juga digunakan sebagai salad dan
sup. Ulva memiliki kandungan
Fe yang sangat tinggi. Ulva
banyak dikonsumsi
sebagai bahan makanan di China,
Filipina, Chili dan Hindia Barat (SHARMA, 1992;
CHAPMAN & CHAPMAN, 1980). Selain itu,
Ulva juga merupakan sumber vitamin C, protein, asam folat
dan beberapa jenis mineral,
seperti : Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe dan Zn (TRONO
etal, 1998).
·
Codium. Di Jepang
dan Korea, Codium fragile digunakan sebagai salad, sup dan manisan. Codium fragile memiliki kandungan Fe yang tinggi (CHAPMAN
& CHAPMAN, 1980).
·
Chlorella diketahui memiliki kandungan lipid dan protein yang tinggi. Menurut
PRESCOTT dalam SHARMA
(1992), kandungan lipidnya mencapai 8,5%
dari beratkering. Protein Chlorella mengandung semua asam-asam amino esensial. Oleh karena itu Chlorella dapat digunakan sebagai bahan makanan
untuk penerbangan ruang angkasa. Walaupun
Chlorella dapat digunakan sebagai makanan pengganti di saat krisis,
biaya budidayanya sangat mahal. Menurut THACKER & BABCOCK dalam SHARMA
(1992), dari segi ekonomis produksi
Chlorella kurang menguntungkan.
4. Algae hijau-biru
(Cyanophyceae)
Algae hijau-biru yang banyak digunakan untuk bahan makanan adalah Nostoccommune yang di China dikenal dengan nama
"yuyucho". Nostoccommune memiliki kandungan protein yang tinggi (SHARMA,1992). Selain itu, di Danau Texcoco (Meksiko) juga ditemukan duajenis algae hijau-biru yang dapat digunakan sebagai bahan makanan, yaitu Phormidium tenue dan
Chroococcus turgidus (ORTEGA dalam
CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
3. Agar
Agar atau sering juga disebut "agar-agar" merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galaktan linear yang dapat diekstraksi dari beberapa jenis algae merah. Secara umum
digunakan sebagai media budidaya di
laboratorium untuk membudidayakan fungi, bakteri dan beberapa jenis algae, sebab mengandung galaktosa dan sulfat. Penggunaan
agar yang lain adalah sebagai
obat pencahar. Selain itu, agar juga sering digunakan
dalam pengepakan makanan kaleng, kosmetik,
industri kulit, tekstil, kertas, fotografi, pembuatan pil dan salep (SHARMA,
1992).Bahkan saat ini agar telah digunakan
dalam pengembangan bioteknologi (AN
ULLMAN'S, 1998).
Produksi agar di berbagai belahan dunia menggunakan bahan baku Gelidium,
Gracilaria, Ahnfeltia, Hypnea,
Campylaephora, Pterocladia, Eucheuma,
Gigartina, Chondrus, Phyllophora,
Acanthophora specifera, Ceramium
spp., Corallopsis sp. Digenea simplex, Laurencia tropica dan Porphyra (TRONO et al 1998;
PRESCOTT & ROUND
dalam SHARMA, 1992). Bahan baku tersebut
sebagian besar masih merupakan hasil panen dari
sediaan alam.
4. Alginat
Derivat-derivat alginat dan asam alginat diekstraksi dari dinding sel algae coklat.
Beberapa jenis algae coklat yang biasa
digunakan sebagai bahan
baku pengolahan alginat di berbagai negara,
yaitu Laminaria, Macrocystis, Durvillea, Ascophyllum,
Ecklonia, Lossonia, Fucus, Cystoseira,
Eisenia. Cystoseira, Padina, Hormophysa,
Sargassum dan Turbinaria (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA,
1992).
Alginat terutama digunakan dalam industri pembuatan ban, cat, es krim, kain tahan api, dan barang
barang dari plastik. Asam alginat sangat efektif digunakan dalam menghentikan pendarahan. Derivat-derivat
asam alginat juga digunakan dalam pembuatan
sup, krim dan saus (SHARMA,
1992).
5. Obat-Obatan lainnya
"Tse-ko-Tsoi" merupakan obat cacing di Cina Selatan yang berasal dari algae merah Diginea simplex. Sedangkan fucoidin
dan so-dium laminarin
sulfat diperoleh dari beberapa
jenis algae coklat digunakan sebagai
antikoagulan darah. Beberapa jenis algae juga telah digunakan dalam pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru
(SHARMA, 1992).
Referensi
:
Rasyid, Abdullah. 2004. Berbagai Manfaat Algae. Oseana, Volume XXIX,
Nomor 3, Tahun 2004 : 9 - 15